Gambar Animasi Bergerak Senyum

Senin, 05 November 2018

SISTEM SKLETAL

SISTEM S
A. Latar Belakang
Apa yang ada di benak kita tentang anatomi tulang yang ada di tubuh? Apa saja klasifikasi tulang menurut bentuknya? Bagaimana dengan komposisi tulang kita? Ada berapa macam bagaian tulang kita? mungkin jawabannya ada dalam pembahasan berikut, makalah ini akan membahas tentang sistem skeletal atau yang biasa di kenal dengan system rangka. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami definisi Sistem Skeletal
2. Untuk memahami anatoimi rangka tubuh
3. Untuk memahami klasifikasi tulang menurut bentuk dan organisasi internal
4. Untuk memahami struktur dan fungsi tulang kompakta dan tulang spongiosa
5. Untuk memahami tulang-tulang aksial skeleton dan apendikuler skleton
6. Untuk memahami fungsi system rangka
7. Untuk memahami efek nutrisi hormone dan proses penuaan pada pertumbuhan tulang
8. Untuk memahami interaksi antar sistem skeletal dengan system yang lain
C. Metode Penulisan
Dalam rangka memperoleh data untuk makalah ini,maka kami mengadakan pengumpulan data dan informasi guna melengkapi pembahasan makalah ini yaitu melalui:
1.Library Research,yaitu dengan mempelajari berbagai sumber bacaan atau sumber literature yang dapat membantu pembahasan makalah ini. Asmadi. 2008.
D.Sistematika penulisan
BAB I : Pendahuluan : Berisi latar belakang , tujuan , metode dan sistematika dari makalah yang disusun
BAB II : Tinjauan Pustaka : Berisi tentang konsep-konsep yang mendasari topik dan asuhan keperawatan nya secara teori dengan menggunakan proses keperawatan
BAB III : Penutup : Kesimpulan tentang topic yang di bahas serta hal-hal penting dan kritis yang menjadi karakteristik topic yang dibahas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Skeletal Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya.
B. Anatomi Rangka Pada manusia, rangka dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu rangka aksial (membentuk sumbu tubuh, meliputi tengkorak, kolumna vertebra, dan toraks) dan rangka apendikular (meliputi ekstremitas superior dan inferior). A. Rangka Aksial Rangka aksial yang biasa disebut juga dengan rangka sumbu tubuh terdiri dari tulang-tulang yang membentuk sumbu tubuh, diantaranya adalah 1. Tulang tengkorak Tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, organ pendengaran dan organ penglihatan. Hubungan antartulang yang terdapat pada tempurung kepala termasuk jenis yang tidak gareak atau yang biasa disebut suture. Tulang tengkorak terdiri dari dari tulang tempurung dan tulang muka. Bagian tulang tengkorak Nama tulang penyusun Jumlah Tulang tempurung (kranium) Tulang dahi (Frontalis) Tulang ubun-ubun (Parietalis) Tulang pelipis (Temporalis) Tulang kepala belakang (Osipitalis) Tulang baji (Stenoid) Tapis (Ethmoid) 1 2 2 1 1 1 Tulang wajah Tulang rahang atas (Maksilaris) Tulang hidung (Nasalis) Tulang pipi (Zigomatikus) Tulang air mata (Lakrimalis) Tulang langit-langit (Palatinus) Tulang konka nasalis inferior Tulang rahang bawah (Mandibula) Tulang vomer 2 2 2 2 2 2 1 1 2. Tulang Hioid Tulang hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti huruf U. Terletak di antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otat mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap manusia. 3) Tulang belakang (vertebrae) Tulang belakang atau yang disebut dengan vertebrae ber fungsi menyangga berat tubuh. Tulang belakang memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan gerakan, tulang belakang terdiri beberapa bagian yang diantaranya yaitu: Bagian tulang Nama tulang penyusun Jumlah Tulang belakang Tulang leher (Serviks) Tulang punggung (Thorax) Tulang pinggang (Lumbar) Tulang selangkang (Sacrum) Tulang ekor (Koksigea) 7 12 5 Pada bayi ada 5, ketika dewasa berfusi menjadi 1 Pada bayi ada 4, ketika dewasa. 4) Tulang dada (sternum) dan Tulang rusuk (costa) Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa) membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk (costa) juga berhubungan dengan tulang belakang (vertebrae). Bagian tulang Nama tulang penyusun Jumlah Tulang dada (Sternum) Manubrium Gladiolus Xifoid 1 1 1 (namun setelah dewasa ketiga tulang ini berfusi menjadi 1) Tulang rusuk (Costa) Tulang rusuk sejati Tulang rusuk palsu Tulang rusuk melayang 7 3 2
B.Rangka Apendikuler Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak. Rangka apendikuler terdiri atas bahu, tulang-tulang tangan, telapak tangan, panggul, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak, tangan dan kaki. Tulang-Tulang Rangka Apendikuler Tulang Nama tulang penyusun Jumlah Bagian atas Tulang selangka (Klavikula) Tulang belikat (Skapula) Tulang pangkal lengan (Humerus) Tulang hasta (Ulna) Tulang pengumpil (Radius) Tulang pergelangan tangan (Karpal): Skafoid Lunate Triquetrum Pisiform Trapesium Trapesoid Kapitatum Hamate Tulang telapak tangan (Metakarpal) Jari tangan (Falanges) 2 2 2 2 2 16 (8 pada tiap tangan) 2 2 2 2 2 2 2 2 10 28 Bagian bawah Tulang koksa atau inomiat Ileum Ischium Pubis Tulang paha (Femur) Tulang lutut (Patella) Tulang betis (Fibula) Tulang kering (Tibia) Tulang pergelangan kaki (Tarsal): Kalkaneus Talus Kuboid Navikular Kuneformis Tulang telapak kaki (Metatarsal) Jari kaki (Falanges) 2 (masing-masing merupakan gabungan dari 3 tulang di kiri dan kanan) 1 1 1 2 2 2 2 14 (7 pada tiap kaki) 2 2 2 2 6 10 28 1). Tulang selangka (Klavikula) Tulang selangka (Klavikula) merupakan tulang leher membentuk bagian depan bahu.
2). Tulang belikat (Skapula) Tulang belikat (skapula) terdapat di atas sendi bahu dan merupakan bagian pembentuk bahu.
3). Tulang panggul (Koksa) Setiap makhluk vertebrata memiliki 2 tulang panggul (Koksa) . Pertama terdapat pada bagian kiri dan 1 bagiannya lagi pada bagian kanan. Tulang panggul membentuk tulang gelang panggul yang berfungsi untuk menahan berat tubuh. Sewaktu lahir setiap tulang panggul (Koksa) sebetulnya terdiri dari 3 tulang yaitu ileum, ischium, dan pubis. Namun, setelah dewasa ketiga tulang ini bersatu menjadi tulang panggul (koksa).
4). Tulang pangkal lengan (Humerus), hasta (Ulna), Pengumpil (Radius) Tulang pangkal lengan (Humerus) bersama dengan tulang pengumpil (Radius) dan tulang hasta (Ulna) menyusun lengan atas dan lengan bawah.
5). Tangan dan kaki Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan, telapak tangan dan jari-jari. Jari tangan terdiri dari tiga ruas kecuali ibu jari yang hanya mempunyai dua ruas. Telapak kaki manusia melengkung dan tidak kaku sehingga berfungsi sebagai pegas ketika berjalan.
C. Klasifikasi tulang menurut bentuk dan organisai internal 1. Menurut bentuknya
a) Os longum (tulang panjang) misalnya : humerus, tibia, femur, dsb.
b) Os brevis ( tulang pendek) misalnya : ossa carpalia, ossa tarsalia
c) Os planum (tulang pipih) misalnya : scapula, cranii
d) Os pneumaticum (tulang berongga) misalnya : os maxillaris, ossis ethimoidalis
e) Os irreguler (tidak beraturan) misalnya : vertebra.
f) Os sesamoidea, tulang yang terdapat pada persedian, misalnya : patella dan beberapa tulang pada persendian jari-jari tangan dan kaki.
2. Menurut histologisnya
a) Jaringan tulang rawan
b) Jaringan tulang
3. Menurut menurut Ontogeninya
a) Tulang-tulang yang terbentuk secara osteogenis desmalis, biasanya adalah tulang pipih.
b) Tulang-tulang yang terbentuk secara osteogenis chondralis, biasanya adalah tulang panjang
D. KOMPOSISI TULANG
1. Matrik yang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah matang)
2. Bahan-bahan organik (30%) yang terdiri dari:
3. Sel (2%) : 1) Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang / sel pembentuk tulang. 2) Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang. 3) Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang (matrik) / sel yang menyerap tulang.
4. Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral (osteoid=tulang muda)
5. Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar—osteoblas, osteosit, dan osteoklas. •
1. Osteoblast • Sel pembentuk tulang Memproduksi klagen tipe I dan berespon terhadap perubahan PTH Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pad matriks tulang à bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteocytes dan terperangkap dalam matriks tulang yg mengandung mineral •
2. Osteocytes • Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang •
3. Osteoclast • Menyerap tulang selama pertumbuhan dan perbaikan Penyerapan tl. dengan cara mengeluarkan asam laktat dan kolagenase à menghancurkan mineral dan merusak kolagen •
E. Tulang Kompak (Compact Bone) Tulang kompak teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
F. Tulang Spongiosa (Spongy Bone) Sesuai dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
G. Rangka aksial
1. Tengkorak Tulang tengkorak tersusun atas tulang kranial dan tulang wajah.
Tulang kranial
1. Tulang frontal Tulang frontal merupakan tulang kranial yang berada di sisi anterior, berbatasan dengan tulang parietal melalui sutura koronalis. Pada tulang frontal ini terdapat suatu sinus (rongga) yang disebut sinus frontalis, yang terhubung dengan rongga hidung.
2. Tulang temporal Terdapat dua tulang temporal di setiap sisi lateral tengkorak. Antara tulang temporal dan tulang parietal dibatasi oleh sutura skuamosa. Persambungan antara tulang temporal dan tulang zigomatikum disebut sebagai prosesus zigomatikum. Selain itu terdapat prosesus mastoid (suatu penonjolan di belakang saluran telinga) dan meatus akustikus eksternus (liang telinga).
3. Tulang parietal Terdapat dua tulang parietal, yang dipisahkan satu sama lain melalui sutura sagitalis. Sedangkan sutura skuamosa memisahkan tulang parietal dan tulang temporal.
4. Tulang oksipital Tulang oksipital merupakan tulang yang terletak di sisi belakang tengkorak. Antara tulang oksipital dan tulang parietal dipisahkan oleh sutura lambdoid. Di dasar tulang oksipital terdapat foramen magnum, suatu foramen yang menghubungkan otak dan medula spinalis. Di sisi foramen magnum terdapat condyles, suatu penonjolan yang menghubungkan oksipital dengan tulang atlas (C1).
5. Tulang sphenoid Tulang sphenoid merupakan tulang yang membentang dari sisi fronto-parieto-temporal yang satu ke sisi yang lain. Secara umum tulang sphenoid dibagi menjadi greater wing dan lesser wing, di mana greater wing berada lebih lateral dibanding lesser wing. Kanalis optikus dibentuk oleh tulang ini (lesser wing). Selain itu terdapat juga sella turcica (yang melindungi kelenjar hipofisis) dan sinus sphenoid (suatu sinus yang membuka ke rongga hidung).
6. Tulang ethmoid Tulang ethmoid merupakan tulang yang berada di belakang tulang nasal dan lakrimal. Beberapa bagian dari tulang ethmoid adalah crista galli (proyeksi superior untuk perlekatan meninges), cribriform plate (dasar crista galli, dengan foramen olfaktori yang melewatkan nervus olfaktori), perpendicular plate (bagian dari nasal septum) dan konka. Selain itu terdapat juga sinus ethmoid, yang membuka ke rongga hidung.
Tulang wajah
1. Tulang mandibula Mandibula merupakan tulang rahang bawah, yang berartikulasi dengan tulang temporal melalui prosesus kondilar.
2. Tulang maksila Tulang maksila merupakan tulang rahang atas. Maksila meliputi antara lain prosesus palatin yang membentuk bagian anterior palatum dan prosesus alveolar yang memegang gigi bagian atas.
3. Tulang nasal Tulang nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung dan berbatasan dengan tulang maksila.
4. Tulang lakrimal Tulang lakrimal merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang ethmoid dan tulang maksila, berhubungan duktus nasolakrimal sebagai saluran air mata.
5. Tulang zigomatikum Tulang zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan tulang frontal, temporal dan maksila.
6. Tulang palatin Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior palatum.
7. Tulang vomer Tulang vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).
H. Kolumna vertebra Kolumna vertebra terbentuk dari tulang-tulang individual yang disebut sebagai vertebra. Terdapat sekitar 26 vertebra, meliputi 7 vertebra servikal, 12 vertebra torakal, 5 vertebra lumbar, 1 vertebra sakral (yang terdiri atas 5 vertebra individual) dan 1 vertebra koksigeal (yang terdiri atas 4-5 koksigeal kecil). Secara umum, bentuk vertebra terdiri atas korpus vertebra, lengkung vertebra, foramen vertebra, prosesus transversus, prosesus spinosa, prosesus artikular inferior, prosesus artikular posterior, pedikulus dan lamina. Terdapat sedikit perbedaan antara vertebra segmen servikal, torakal, dan lumbar: 1. Pada vertebra segmen servikal, korpus berukuran relatif lebih kecil dibandingkan segmen torakal dan lumbar. Pada prosesus transversus terdapat foramen (lubang) transversus, yang fungsinya untuk melewatkan arteri vertebralis. Artikulasi antara satu vertebra servikal dengan vertebra servikal lainnya (melalui sendi apophyseal) membentuk sudut sekitar 45 derajat. Khusus untuk segmen C1 (atlas), terdapat facies artikulasi untuk dens axis (C2) serta facies artikulasi yang agak besar untuk perlekatan dengan oksipital. Sedangkan pada segmen C2 (axis), terdapat dens axis yang akan berartikulasi dengan atlas (C1). 2.
3. Pada vertebra segmen torakal, korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan segmen servikal namun lebih kecil dibandingkan dengan segmen lumbar. Tidak ada foramen transversus. Khas pada vertebra segmen torakal adalah adanya facies untuk artikulasi dengan tulang iga (kostal). Facies ini ada yang terletak di prosesus transversus dan ada yang terletak di prosesus spinosa.
4. Pada vertebra segmen lumbar, korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan dengan korpus pada segmen servikal dan torakal. Adanya prosesus asesorius pada prosesus transversus dan prosesus mamilaris pada prosesus artikulasi superior menjadi ciri khas pada segmen lumbar.
5. Pada vertebra segmen sakral, bentuknya khas seperti sayap yang melebar dengan penonjolan ke depan pada artikulasi lumbo-sakral yang disebut sebagai promontory. Vertebra segmen sakral terdiri atas 5 vertebra individual, yang dihubungkan satu sama lain melalui celah transversus dan memiliki 8 foramen sakral. Di bagian posterior terdapat celah yang disebut hiatus sakralis.
6. Pada vertebra segmen koksigeal, terdiri atas 4-5 segmen koksigeal individual yang terhubung dengan vertebra segmen sakralis. Dilihat secara lateral, kolumna vertebra yang tersusun mulai dari servikal hingga koksigeal membentuk lengkung yang khas, yaitu lordosis servikal, kyphosis torakal, lordosis lumbar dan kyphosis sakral. Lordosis servikal terbentuk ketika seorang bayi mulai belajar menegakkan kepalanya (usia 3 bulan), sedangkan lordosis lumbar terbentuk ketika seorang anak mulai belajar berdiri.

I. Toraks Toraks merupakan rangka yang menutupi dada dan melindungi organ-organ penting di dalamnya. Secara umum toraks tersusun atas klavikula, skapula, sternum, dan tulang-tulang kostal.
1. Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior, dan berartikulasi dengan klavikula melalui akromion. Selain itu, skapula juga berhubungan dengan humerus melalui fossa glenoid.
2. Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula melalui akromion, dan di ujungnya yang lain berartikulasi dengan manubrium sternum.
3. Sternum merupakan suatu tulang yang memanjang, dari atas ke bawah, tersusun atas manubrium, korpus sternum, dan prosesus xyphoideus. Manubrium berartikulasi dengan klavikula , kostal pertama, dan korpus sternum. Sedangkan korpus stenum merupakan tempat berartikulasinya kartilago kostal ke-2 hingga kostal ke-12.
4. Tulang-tulang kostal merupakan tulang yang berartikulasi dengan vertebra segmen torakal di posterior, dan di anterior berartikulasi dengan manubrium dan korpus sternum.
Ada 12 tulang kostal; 7 kostal pertama disebut kostal sejati (karena masing-masing secara terpisah di bagian anterior berartikulasi dengan manubrium dan korpus sternum), 3 kostal kedua disebut kostal palsu (karena di bagian anterior ketiganya melekat dengan kostal ke-7), dan 2 kostal terakhir disebut kostal melayang (karena di bagian anterior keduanya tidak berartikulasi sama sekali).
J. Rangka apendikular 1. Ekstremitas atas Ekstremitas atas terdiri atas tulang skapula, klavikula, humerus, radius, ulna, karpal, metakarpal, dan tulang-tulang phalangs. • Skapula Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal dan berbentuk pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina, korakoid) yang melekatkan beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas dan lengan bawah. Skapula berartikulasi dengan klavikula melalui acromion. Sebuah depresi (cekungan) di sisi lateral skapula membentuk persendian bola-soket dengan humerus, yaitu fossa glenoid . • Klavikula Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral dan dengan manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak sebagai penahan skapula yang mencegah humerus bergeser terlalu jauh. • Humerus Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan dengan skapula melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor dan sulkus intertuberkular. Di bagian distal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain condyles, epicondyle lateral, capitulum, trochlear, epicondyle medial dan fossa olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna akan berartikulasi dengan humerus di fossa olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang humerus ini juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot deltoid. • Ulna Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid. • Radius Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada posisi anatomis. Di daeraha proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate. • Karpal Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate. • Metakarpal Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid. • Tulang-tulang phalangs Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu. 2. Ekstremitas bawah Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs. • Pelvis Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur. • Femur Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar. • Tibia Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial. • Fibula Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal. • Tarsal Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri. • Metatarsal Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid. • Phalangs Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
K. Fungsi sistem rangka
1. Tulang memberikan topangan dan bentuk pada tubuh
2. Pergerekan Tulang berartikulasi dengan tulang lain pada sebuah persendian dan fungsi sebagai pengungkit. Jika otot-otot (yang tertanam pada tulang) berkontraksi. Kekuatan yang diberikan pada pengungkit menghasilkan gerakan
3. Perlindungan. Sistem rangka melindungi organ-organ lunak yang ada dalam tubuh
4. Pembentukan Sel Darah (Hematopolesis) Sumsum tulang merah yang ditemukan pada orang dewasa dalam tulang sternum, tulang iga, badan vertebra, tulang pipih pada kranium, dan pada bagian ujung tulang panjang, merupakan produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit darah
5. Tempat Penyimpanan Mineral Matriks tulang tersusun dari sekitar 62% garam anorganik terutama kalsium fosfat, dan kalsium karbonat dengan jumlah magnesium, florida, sitrat yang lebih sedikit. Rangka mengandung 99% kalsium tubuh kalsium dan fosfor disimpan dalam tulang agar ditarik kembali dan dipakai untuk funsi-fungsi tubuh, zat tersebut kemudian diganti melalui nutrisi yang diterima
L. Efek nutrisi Hormon pada pertumbuhan tulang
1.Kelenjar hipofisis anterior / kelenjar pertumbuhan : berfungsi meningkatkan kecepatan mitosis kondrosit danosteoblas serta meningkatkan kecepatan sintesis protein (kolagen, matriks, kartilago dan enzim untukpembentukan kartilago tulang).
2.Tiroksin (kelenjar tiroid) : berfungsi untuk meningkatkan kecepatan sintesis protein dan meningkatkan produksienergi dari semua jenis makanan.
3.Insulin : berfungsi dalam meningkatkan produksi energi dari glukosa.
4.Paratiroid : berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi kalsium dari tulang ke darah dan meningkatkan absorpsikalsium oleh usus halus dan ginjal.
5.Kalsitonin : berfungsi dalam menurunkan reabsorpsi kalsium dari tulang (menurunkan kadar kalsium dalamdarah).
6.Estrogen dan testosteron : berfungsi untuk mempercepat penutupan epifisis tulang panjang dan untuk membantumenahan kalsium dalam tulang untuk mempertahankan matriks tulang yang kuat
M. Proses Penuaan pada tulang Pada sistem rangka manusia, terjadi proses pembaharuan atau penggantian. Pada tulang ada dua sel yang bekerja dalam proses ini, yaitu osteoklas yang bekerja untuk menyerap/merusak tulang dan osteoblas yang bekerja untuk membentuk tulang. Tulang yang sudah tua dan mengalami keretakan, akan dibentuk kembali. Tulang tersebut akan diidentifikasi oleh sel osteosit lalu akan diserap kembali oleh sel osteoklas dan nantinya akan menghancurkan kolagen dan mengeluarkan asam. Selanjutnya tulang yang sudah diserap oleh osteoklas akan dibentuk tulang yang baru oleh sel osteoblas yang berasal dari sel prekursor di sumsum tulang.
N. Interaksi System Skeletal dengan System Sendi Diartrosis adalah hubungan antar tulang yang dapat menghasilkan gerakan disebut persendian. Dibedakan atas :
a. Sendi peluru (endartrosis), dibentuk oleh dua ujung tulang yang berbentuk bongkol dan yang lain berbentuk lekuk sehingga menghasilkan gerakan ke beberapa arah (berporos tiga). Contoh : Tulang lengan dengan tulang belikat Tulang pangkal paha dengan tulang pinggul
b. Sendi engsel, dibentuk oleh dua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol silindris sehingga menghasilkan gerakan satu arah. Contoh : Siku, antara lengan atas dan lengan bawah Lutut, antara paaha dan tungkai bawah Hubungan antar ruas jari
c. Sendi putar, terjadi karena ujung tulang satu dapat mengitari ujung tulang yang lainnya. Contoh : Tulang hasta dan tulang pengumpil Tulang tengkorak dan tulang atlas Tulang pergelangan tangan Tulang pergelangan kaki
d. Sendi pelana, dibentuk oleh dua ujung yang salah satu ujungnya berbentuk seperti pelana sehingga menghasilkan gerakan agak bebas berporos dua. Contoh : Tulang ibu jari dan telapak tangan
e. Sendi ovoid, dibentuk ujung tulang yang merupakan lekuk berbentuk lekuk elips dan ujung tulang pasangannya merupakan bongkol oval sehingga menghasilkan gerakan kiri kanan, mnaju mundur. Contoh : Tulang pengumpil dan pergelangan tangan
f. Sendi kaku, dibentuk oleh dua ujung tulang yang masing-masing berbentuk agak datar sehingga menghasilkan gerakan bergeser (tidak berporos). Contoh : Hubungan tulang pergelangan tangan
BAB III PENUTUP
A.Simpulan
System skeletal merupakan salah satu system organ yang mendukung fisik pada mahluk hidup yang terbagi atas beberapa tipe yaitu tulang axial, tulang apendikuler, tulang kompak, tulang spongiosa dan ditunjang dengan struktur lainya seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. System skeletal juga sangat penting untuk pembaca agar lebiah mengetahui struktur, fungsi dan kandungan yang terdapat pada tulang agar dapat memahami yang ada pada dirinya.
B. Saran
Dengan terselesaikannya makalah yang kami buat ini, maka kami sebagai penulis menyadari bahwa banyaknya kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sekalian, agar dalam pembuatan makalah kami selanjutnya dapat lebih baik dari sebelumnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fisioterapi dan tukang pijat

Fisioterapi, Apa Bedanya dengan Tukang Pijat? Menjadi seorang fisioterapis adalah menjadi tenaga kesehatan yang rumit. Bukan men...