ABORSI
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Menjadi
remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian dan
menimbulkan kecemasan. Lonjakan pertumbuhan badani dan pematangan organ-organ
reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi. Perasaan seksual
yang menguat tak bias tidak dialami oleh setiap remaja meskipun kadarnya
berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga kemampuan untuk mengendalikannya.
Ketika
mereka harus berjuang mengenali sisi-sisi diri yang mengalami perubahan
fisik-psikis-sosial akibat pubertas, masyarakat justru berupaya keras
menyembunyikan segala hal tentang seks yang membuat tanda Tanya besar di kepala
mereka. Tak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan
reproduksi memaksa remaja mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri. Arus
komunikasi dan informasi mengalir deras menawarkan pertualangan yang menantang.
Majalah, buku dan film pornografi yang memaparkan kenikmatan hubungan seks
tanpa mengajarkan tanggung jawab yang harus disandang dan resiko yang harus
dihadapi, menjadi acuan utama mereka. Hasilnya, remaja yang beberapa generasi
lalu masih malu-malu kini sudah mulai melakukan hubungan seks di usia dini,
13-15 tahun.
Saat
ini aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya
tingkat atau angka aborsi dari tahun ke tahun. Membicarakan aborsi, sebenarnya
membicarakan perempuan. Karena itu persoalan
aborsi adalah juga persoalan perempuan, perlu dielaborasi dan dicerahkan
kepada pihak-pihak yang mengambil satu sisi perdebatan, yakni cara pandang
tradisional yang justru mengesampingkan kepentingan perempuan sendiri.
Selama
ini masih banyak yang memandang aborsi sebagai hitam dan putih yang sama sekali
tidak dapat bersinggungan, hingga hanya tersedia 2 pilihan untuk menyikapinya
yaitu pro atau kontra, setuju atau menolak. Perempuan dalam hal ini juga selalu
dipandang sebagai pelaku tunggal aborsi, dimana masyarakat dan pemerintah
seperti menutup mata dengan adanya permasalahan dalam aborsi yang mau tidak mau
berkaitan langsung dengan kehidupan perempuan dan orang-orang di sekitarnya.
Lelaki seakan menjadi bagian yang terpisahkan dalam permasalahan ini. Kehamilan
tidak diinginkan ( KTD) terjadi karena adanya hubungan seksual antara lelaki
dan perempuan. Dalam hal ini lelaki turut berperan serta mengakibatkan
terjadinya KTD yang berbuntut pada aborsi. Lelaki dan perempuan memiliki peran
dan tanggung jawab yang sama dalam hal aborsi.
Ketakutan
akan hukum dari masyarakat dan terlebih lagi tidak diperbolehkannya remaja putri
belum menikah menerima layanan keluarga berencana memaksa mereka untuk
melakukan aborsi yang sebagian besar dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa
mempedulikan standar medis dan resikonya sehingga sering terjadi kematian
terhadap ibu karena pendarahan yang tak kunjung berhenti.
2. PERMASALAHAN
A. Apa
pengertian dari aborsi?
B. Apa
saja macam-macam jenis aborsi?
C. Apa
penyebab atau alasan seseorang melakukan aborsi?
D. Metode
atau teknik apa saja yang digunakan untuk aborsi?
E. Apa
resiko atau efek dari aborsi?
F. Bagaimana
solusi dari kasus aborsi tersebut?
3. TUJUAN
A. Untuk
mengetahui dan memahami tentang aborsi yang terjadi pada remaja.
B. Untuk
mengetahui macam-macam jenis aborsi.
C. Untuk
mengetahui apa alasan seseorang melakukan aborsi.
D. Untuk
mengetahui metode atau teknik apa saja yang digunakan untuk melakukan aborsi.
E. Untuk
mengetahui bahwa masalah aborsi ini sangat serius dan membahayankan.
F. Untuk
mengetahui solusi dari tindakan aborsi.
BAB
II
ABORSI
A. Pengertian
aborsi
Dalam
istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah
tertanamnya telur ( ovum ) yang telah dibuahi dalam rahim ( uterus ) sebelum usia
janin ( fetus ) mencapai 20 minggu.
Secara
umun, aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan yaitu dikeluarkannya janin
sebelum waktunya, baik itu sengaja ataupun tidak y6ang biasa dilakukan saat janin berusia muda
( sebelum bulan ke 4 masa kehamilan).
Jadi,
bisa disimpulkan bahwa aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan atau
pengguguran kandungan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan ( sebelum usia
20 minggu kehamilan ) bukan semata untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dalam
keadaan darurat tapi juga bias karena sang ibu tidak menghendaki kehamilanya.
B. Macam-
macam jenis aborsi
Dilihat
dari cara terjadinya, aborsi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai
berikut:
1.Aborsi
spontan atau alamiah
Aborsi
merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses kehamilan
karena keguguran kandungan sebelum berumur 28 minggu.
Aborsi
spontan dalah aborsi yang berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
Aborsi
spontan dapat dikelompokkan lagi menjadi 5 kelompok, yaitu:
a) Abortus imminens
yaitu adanya gejala-gejalan yang mengancam akan terjadinya aborsi. Dalam hal ini
kadang-kadang kehamilan masih dapat diselamatkan.
b) Abortus incipiens
yaitu terdapatnya gejala akan terjadinya aborsi, namun buah kehamilan masih
berada di dalam Rahim. Dalam hal ini kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
c) Abortus incompletes
yaitu apabila sebagian dari buah kehamilan sudah keluar dan sisanya masih
berada dalam Rahim. Pendarahan yang terjadi biasanya cukup banyak namun tidak
berakibat fatal, untuk pengobatan perlu dilakukannya pengosongan rahim
secepatnya.
d) Abortus completes
yaitu pengeluaran keseluruhan buah kehamilan dari Rahim. Keadaan ini biasanya
tidak memerlukan pengobatan.
e) Missed abortion
yaitu keadaan dimana hasil pembuahan yang telah mati tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau
lebih.
2. Aborsi
buatan atau sengaja
Aborsi
buatan adalah suatu upaya untuk menghentikan proses kehamilan dengan sengaja
dengan bantuan orang lain atau obat-obatan sebelum kandungan berumur 28 minggu,
dimana janin yang dikeluarkan tidak bisa hidup di dunia luar.
Aborsi
buatan di tinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam 2 golongan yaitu :
a) Aborsi
buatan legal
Aborsi
buatan legal adalah pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan
cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang dengan tujuan menyelamatkan nyawa
ibu.
b) Aborsi
buatan ilegal
Aborsi
buatan ilegal adalah pengguguran kandungan yang tujuannya selain dari pada untuk menyelamatkan atau
menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak
memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang.
C. Penyebab
terjadinya aborsi
Penyebab-penyebab atau alasan-alasan
seseorang melakukan aborsi adalah sebagai berikut:
1.Dari
ketidaksiapan sang ibu
a) Tidak
ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir atau sekolahnya.
b) Tidak
memiliki cukup uang untuk merawat anak.
c) Tidak
ingin memiliki anak tanpa ayah.
2. Karena
factor ketidaksengajaan atau alami
a) Jika
janin telah meninggal dalam kandungan.
b) Terjadi
pendarahan secara terus menerus pada sang ibu.
3. Faktor
kesehatan ibu
a) Adanya
penyakit ganas ( kanker servik ) pada saluran jalan rahim.
b) Telah
berulang kali mengalami operasi sesar.
c) Gangguan
kejiwaan pada ibu yang disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri.
Ada
beberapa penyebab seseorang yang melakukan aborsi mengalami post abortion
syndrome ( syndrome paska-aborsi) adalah sebagai berikut:
�
Aborsi tidak aman yang
dilakukan oleh dukun beranak, tukang pijat atau dengan obat-obatan yang
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa.
�
Adanya infeksi
disekitar kandungan paska aborsi.
�
Aborsi karena paksaan.
�
Tidak siap atau tidak
mau menjadi ibu.
D. Metode-metode
atau teknik-teknik pengaborsian
Praktik
aborsi dilakukan dengan beberapa macam teknik yaitu sebagai berikut:
1. Kuret
dengan cara penyedotan ( sunction )
Metode
ini dilakukan pada janin berusia 1-3 bulan. Teknik ini dilakukan dengan
memasukkan sebuah tabung ke dalam Rahim dan menyedot janin keluar ( terlepas
dari dinding Rahim). Janin akan hancur dan tercabik-cabik menjadi potongan
kecil-kecil yang dimasukkan kedalam sebuah botol.
Ketelitian
dalam melaksanakan metode ini sangat perlu dijaga guna menghindari robeknya
Rahim akibat salah sedot yang mengakibatkan pendarahan hebat dan terkadang
dilakukannya pengangkatan Rahim.
2. Teknik
historotomi
Metode
ini dilakukan pada janin berusia lebih dari 6 bulan. Cara ini menggunakan
sebuah alat bedah yang dimasukkan melalui dinding perut dan rahim. Bayi beserta
ari-ari serta cairan ketuban dikeluarkan dalam keadaan hidup atau sudah
meninggal. Jika janin masih hidup, janin biasa dibunuh dengan menggunakan pil
bunuh.
Metode
ini memiliki resiko tertinggi untuk kesehatan wanita, karena ada kemungkina
terjadi perobekan Rahim.
3. Peracunan
dengan garam ( salt poisoned )
Metode
ini dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu ( 4 bulan ).
Ketika
sudah banyak cairan yang terkumpul disekitar bayi dalam kantung bayi, sebatang
jarum yang panjang dimasukkan melalui perut ibu ke dalam kantung bayi, lalu
sejumlah larutan disedot keluar dan larutan garam yang pekat disuntikkan
kedalamnya. Bayi yang malang ini akan menelan garam beracun itu dan ia amat
menderita. Ia meronta-ronta dan menendang-nendang seolah-olah dia dibakar
hidup-hidup oleh racun itu. Dengan cara ini, sang bayi akan mati dalam waktu
kira-kira 1 jam, kulitnya benar-benar hangus. Dalam waktu 24 jam kemudian, sang
ibu akan mengallami sakit beranak dan melahirkan seorang bayi yang sudah mati (
sering juga bayi ini lahir dalam keadaan masih hidup, biasanya mereka dibiarkan
saja agar mati).
4. Pil
Roussell – Unclaf ( RU-486)
Pil
ini merupakan 1 campuran obat buatan Perancis tahun 1980. Pengaborsiannya
membutuhkan waktu 3 hari dan disertai kejang-kejang berat serta pendarahan yang
terus menerus sampai 16 hari.
5. Teknik
Prostaglandin
Prostaglandin
merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh dalam proses
melahirkan. Injeksi dari konsentrasi buatan hormon ini ke dalam air ketuban
memaksa proses kelahiran berlangsung, mengakibatkan Rahim ibu mengerut dan janin
keluar sebelum waktunya dan tidak mempunyai kemungkinan untuk hidup sama
sekali. Sering juga garam atau racun lainnya diinjeksi terlebih dahulu ke
cairan ketuban untuk memastikan bahwa janin akan lahir dalam keadaan mati,
karena tak jarang terjadi janin lolos dari trauma melahirkan secara paksa ini
dan keluar dalam keadaan hidup.
Efek
samping penggunaan prostaglandin tiruan iani adalah bagian dari ari-ari yang
tertinggal karena tidak luruh dengan sempurna, trauma Rahim karena dipaksa
melahirkan, infeksi pendarahan, gagal pernafasan, gagal jantung dan perobekan
rahim.
E. Resiko
atau efek dari aborsi
1. Efek
jangka pendek
a) Rasa
sakit yang hebat.
b) Pendarahan
yang banyak.
c) Infeksi
serius disekitar kandungan, rongga panggul dan pada lapisan rahim.
d) Bagian
bayi yang tertinggal didalam Rahim.
e) Shock
atau koma.
f) Merusak
organ tubuh lainnya ( rusaknya rahim dan leher rahim).
g) Kematian
mendadak karena pendarahan hebat dan pembiusan yang gagal.
2. Efek
jangka panjang
a) Tidak
dapat hamil kembali.
b) Keguguran
kandungan pada kehamilan berikutnya.
c) Kelahiran
premature pada kehamilan berikutnya.
F. Solusi
dari kasus aborsi
Memang
kasus aborsi tidak dapat kita hentikan, tetapi kita dapat mencegah meningkatnya
kasus dengan cara kita sadar akan tindakan aborsi tersebut tidaklah baik.
Solusi agar kita sadar bahwa aborsi itu dosa ialah beriman yang diwujudkan
dengan:
1. Setia
kepada ajaran setiap agama yang melarang keras aborsi.
2. Pembinaan
kaum muda : memberikan pelajaran mengenai seks dan seksualitas yang benar.
3. Ingat ajaran agama yang tidak memperbolehkan untuk
membunuh sesame manusia.
4. Memikirkan
resiko dari dilakukannya aborsi.
Selain
itu, para dokter dan tenaga medis lainnya hendaklah selalu menjaga sumpah
profesi dan kode etiknya dalam melakukan pekerjaan. Jika hal ini secara
konsekwen dilakukan untuk pengurangan kejadian abortus buatan illegal akan
secara signifikan dapat dikurangi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan
atau pengguguran kandungan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan ( sebelum
usia 20 minggu kehamilan ) bukan semata untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dalam
keadaan darurat tapi juga bias karena sang ibu tidak menghendaki kehamilannya.
Aborsi
dibagi menjadi 2 jenis yaitu aborsi spontan atau alamiah dan aborsi buatan atau
sengaja. Aborsi spontan atau alamiah dapat dibagi menjadi 5 yaitu Aborsi
imminens, Abortus incipiens, Abortus incompletes, Abortus completes dan Missed
abortion. Aborsi buatan atau sengaja dapat dibagi menjadi 2 yaitu aborsi legal
dan aborsi illegal.
Alasan
seseorang melakukan aborsi adalah karena factor ketidaksiapan sang ibu, factor kesehatan
sang ibu dan factor ketidaksengajaan atau alami.
Metode
atau teknik dalam melakukan aborsi adalah teknik sunction, teknik historotomi,
salt poisoned, pil roussell-unclaf dan teknik Prostaglandin.
Resiko
dari aborsi dalam jangka pendek adalah pendarahan yang banyak dan pembiusan
yang gagal dapat mengakibatkan kematian, rasa sakit, shock atau koma, infeksi
disekitar kandungan dan bagian tubuh bayi yang tertinggal. Reisko dari aborsi
dalam jangka panjang adalah tidak dapat hamil lagi, keguguran kandungan dan
kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya.
Solusi
atau pencegahan agar seseorang tidak melakukan aborsi adalah dengan menguatkan
iman diri sendiri dan berfikir kedepan sebelum melakukan aborsi, memikirkan
dampak atau resiko melakukan aborsi jika motif untuk melakukan aborsi bukan
untuk menyelamatkan sang ibu melainkan karena sang ibu tidak menginginkan
kehamilannya.
B. Saran
1. Bagi
seorang wanita
Jika anda sedang memikirakan untuk
melakukan aborsi, maka tenangkanlah pikiran anda. Aborsi bukanlah suatu solusi
sama sekali. Aborsi akan membuahkan masalah-masalah baru yang bahkan lebih
besar lagi bagi anda di dunia dan di akhirat.
2. Bagi
orangtua
Diharapkan bagi orangtua agar lebih
memperhatikan keadaan anak khususnya anak perempuan seperti membatasi pergaulannya
dan memberikan informasi awal tentang aborsi.
3. Bagi
tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan atau medis agar
selalu menjaga kode etiknya dan sumpah profesi dalam melakukan atau mengaborsi
seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar