LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA FISIOTERAPI
(MENENTUKAN KALOR YANG
HILANG DALAM PROSES PERTUKARAN KALOR)

DI SUSUN OLEH :
NAMA :
LINDA PRATAMA SYAIFUDDIN
NIM :
18170002
KELAS :
A.15
JURUSAN D3-FISIOTERAPI
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA T.A 2018/2019
1. Dasar teori
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang besarannya dapat diukur
menggunakan suatu pengukur suhu. Terdapat 4 jenis satuan suhu yang dipakai di
seluruh dunia, Celcius, Reamur, Farenheit, dan Kelvin. Satuan Internasional
untuk satuan suhu adalah Kelvin.
Suhu sendiri merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk menunjukan
seberapa banyak energi panas yang ada pada suatu tempat. Ingat !! yang diukur
adalah seberapa panas tempat tersebut bukannya seberapa dingin. Panas dapat
diukur tetapi dingin tidak dapat diukur !!
Sebagaimana halnya Energi pada umumnya, maka energi kalor atau energi
panas dapat berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk lain. Contohnya terjadi
pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, yang mengubah energi panas menjadi
energi listrik.
Jika 2 sistem yang berbeda suhunya bersentuhan, maka system yang suhunya
lebih tinggi akan melepaskan kalor dan system yang suhunya lebih rendah akan
menyerap kalor. Karena melepas kalor, maka system yang suhunya lebih tinggi akan
turun suhunya. Sebaliknya system yang suhunya lebih rendah akan naik suhunya.
Pada suatu saat akan terjadi kesetimbangan termal dan suhu kedua system menjadi
sama. Menurut hokum kekekalan energy, kalor yang dilepas sama dengan kalor yang
diserap. Dalam kasus kedua system adalah system terbuka, maka sebagian kalor diserap oleh lingkungan.
Kalor ini sering dianggap sebagai kalor yang hilang. Asas Black
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh
Joseph Black. Asas inimenjabarkan: Jika dua buah benda yang berbeda yang
suhunya dicampurkan, benda yang panasmemberi kalor pada benda yang dingin
sehingga suhu akhirnya sama jumlah kalor yang diserapbenda dingin sama dengan
jumlah kalor yang dilepas benda panas benda yang didinginkan melepaskalor yang
sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan.
Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:
"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang
suhunya lebih tinggi samadengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya
lebih rendah"
Menurut hukum kekekalan energi, kalor yang dlepas sama dengan kalor yang
di serap. Dalam kasus kedua sistem adalah sistem terbuka, maka sebagian kalor
di serap oleh lingkungan. Kalor ini sering dianggap sebagai kalor yang hilang.
Misalnya bejana 1 berisi air dengan massa m1 dan suhu awal t1. Bejana 2
berisi air dengan massa m2 dan suhu awal t2. Diketahui t2 lebih besar dari t1.
Kalor jenis air adalah 1 kal/gramoC. Setelah tercapai kesetimbangan termal,
suhu campuran menjadi tc. Kalor yang dilepas bertanda negatif dan kalor yang di
serap bertanda positif.
-m2 x c x (tc-t2) = m1 x c x (tc-t1) + kalor yang hilang.
Karena besaran-besaran yang lain diketahui nilainya kecuali besaran kalor
yang hilang, maka besarnya kalor yang hilang dapat ditentukan.
2. Tujuan
a. Agar mahasiswa dapat menentukan
jumlah kalor yang hilang dalam proses pertukaran kalor antara air yang bersuhu
tinggi dan air yang bersuhu rendah
b. Agar mahasiswa dapat menentukan
factor-faktor yang mempengaruhi besarnya kalor yang hilang.
3. Alat dan bahan
a. 2 buah Beaker gelas ukuran 250ml
b. Pemanas air (korek,spertus,kaki
tiga,kawat kasa)
c. Thermometer batang
d. Timbangan
e. air
f. alat tulis
4. Prosedur kerja
a. Siapkan air dan isi air dalam 2
bejana, masing-masing ± 100ml
b. Ukur massa air dalam kedua bejana.
c. Panaskan air dalam salah satu bejana
d. Ukur suhu air dalam masing-masing
bejana dengan menggunakan thermometer batangan
e. Panaskan air dengan cara menyalakan
Spertus ditaruh dibawah kaki tiga kemudian atasnya ditaruh kawat kasa untuk
meletakan beaker yang sudah terisi air, panaskan air sampai terjadinya proses
gelembung
f. Ukur suhu air dingin
g. Air yang sudah panas dapat diukur
dengan cara masukan thermometer batangan langsung kedalam beaker, amati suhu
air panas yang telah di ukur
h. Campurkan air dingin kedalam beaker
yang berisi air panas , biarkan beberapa saat sampai suhu campuran air itu
konstan
i.
Ukur
suhu air yang telah dicampurkan
j.
Catat
hasil dari (air dingin,air panas,air yang dicampurkan).
5. Data
M1(gram)
|
M2(gram)
|
T1(ᵒc)
|
T2(ᵒc)
|
Tc(ᵒc)
|
C (kal/gramᵒc
|
180,3
gr
|
103,69
gr
|
28ᵒc
|
68ᵒc
|
38ᵒc
|
1307,7
kal
|
6. Analisis
Dari data yang diperoleh kami dapat mengetahui perbedaan suhu yang
terjadi yaitu dengan cara :
Penyelesaian
-air dingin : M1 = beaker kosong-beaker air dingin
= 221,20-401.50
= 180,3 gr
-air panas : M2 = beaker kosong-beaker air panas
= 206,23-309,92
= 103,69 gr
Hasil pengukuran suhu : M1(dingin)
: 2,4 = 28ᵒc
M2(panas) : 6,4 = 68ᵒc
M1-M2(campuran)
= 38ᵒc
Δt1 =
tc-t1
= 38ᵒ-28ᵒ
= 10ᵒc
Δt2 =
tc-t2
=38ᵒ-68ᵒ
= -30ᵒc
Q = Q.lepas=Q.Terima
=
m2 x C x Δt2=m1 x C x Δt1 + Q
= 103,69 x 1 x (-30) = 180,3 x 1 x
10 + Q
= 3.110,7 = 1803 + Q
Q = 3110,7 – 1803
= 1307,7 kal
7. Tugas dan pertanyaan
1. Berapa kalori yang diserap oleh lingkungan
(kalor yang hilang ?
2. Apa cara yang bias ditempuh untuk mengurangi
factor yang hilang ? beri contoh alat yang dirancang dengan pertimbangan mengurangi
kalor yang hilang? Bagaimana cara kerjanya ?
Jawab :
1. Q =
Q.lepas=Q.Terima
= m2 x C x Δt2=m1 x C x Δt1 + Q
= 103,69 x 1 x
(-30) = 180,3 x 1 x 10 + Q
= 3.110,7 = 1803
+ Q
Q = 3110,7 – 1803
=
1307,7 kalori yang hilang
2. Seperti yang kita ketahui bersama,
bahwa yang namanya Kalor itu adalah berupa suatu energi. Dimana berdasar hukum
kekekalan energi, energi dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dan
dapat pula berubah bentuk, dari bentuk energi satu ke energi lain Sekarang kita
bahas tentang energi kalor atau energi panas. Perpindahan Kalor adalah suatu
proses perpindahan energi panas pada suatu zat atau dari satu zat ke zat lain.
Kalor dapat berpindah dapat melalui suatu zat perantara maupun tanpa zat
perantara, zat perantara yang dapat menghantarkan kalor disebut dengan
konduktor, sedangkan yang tidak dapat menghantarkan panas disebut dengan
isolator.
Kalor berpindah dengan 3 cara, konduksi (hantaran), konveksi
(aliran), dan radiasi (pancaran). Untuk menghambat :
1.
perpindahan kalor secara konduksi dengan cara memberi sekat / celah yang
diisi hampa udara
2. perpindahan kalor secara konveksi dengan cara mengisolasi
panas dalam suatu ruangan dengan memberikan wadah/tutup
3.
perpindahan kalor secara radiasi dengan cara ruangan untuk mengisolasi
seperti pada konveksi dan diberi warna putih mengkilap (perak), karena warna
putih mengkilap tidak akan menyerap kalor dengan baik. Selain itu dapat juga
dilakukan dengan radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan
tabir/penutup yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber
cahaya.
Banyak peristiwa dan
peralatan sehari-hari yang memanfaatkan konsep perpindahan kalor misalnya
sepeti diuraikan berikut ini.
a. Termos merupakan peralatan rumah tangga
yang dapat mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun
radiasi. Termos mempunyai dinding rangkap yang berlapis perak di bagian
dalamnya. Ruang antara kedua dinding tersebut merupakan daerah hampa udara. Es
di dalam termos dapat bertahan lama karena tidak memperoleh kalor dari luar.
Begitu pula minuman yang panas akan tetap panas dalam waktu yang lama karena
kalor sulit keluar dari termos. Perpindahan kalor secara konduksi tidak mungkin
terjadi di dalam termos sebab di dalam termos terdapat kaca yang sukar
menghantarkan kalor. Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi terhambat
oleh ruang hampa udara. Perpindahan kalor secara radiasi juga tidak dapat
terjadi karena hampir seluruh kalor dipantulkan kembali oleh permukaan yang
mengkilap.
Termos dibuat untuk
mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Dinding
termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos,
yaitu dengan cara:
permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat
mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara
radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke dalam termos,
dinding kaca sebagai konduktor yang jelek,
tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi, dan
ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk
mencegah kalor secara konduksi dan agar konveksi dengan udara luar tidak
terjadi.
8. Aplikasi medis
Pemeliharaan suhu tubuh pada pasien yang mengalami suhu dibawah normal,
untuk melindungi tubuh pasien kita perlu memakaikan pakaian dan selimut yang
dapat menghangatkan tubuhnya. Pakaian dan selimut berperan sebagai insulator,
bukan menjaga agar dingin tidak masuk, tetapi menjaga agar panas tetap berada
pada tubuh. Sebaliknya jika pasien mengalami demam atau suhu tubuh diatas
normal kita perlu melepaskan semua semua lapisan penghalang atau menempatkan
pasien dalam air dingin atau hangat. Keluarnya panas dari tubuh akan meningkat,
panas keluar ke dalam molekul air bukan ke dalam molekul udara. Metode ini
sering kali lebih efektif dibandingkan mengelap pasien dan lebih mudah
dilakukan pada anak yang sering kali terlalu aktif atau kesal jika harus
berbaring saat dikompres. Jenis
Peralatan peralatan yang membantu pengeluaran panas mencakup matras
hipotermik dan selimut yang dibuat dengan bahan khusus penyerap panas atau
mengusapkan larutan alcohol dan air pada pasien. Larutan ini dapat menyerap
panas dan kemudian menguap dan digantikan oleh larutan baru yang dapat menyerap
lebih banyak panas lagi.
Menangani pasien dengan
cara kompres,kompres adalah bantalan dari lenen atau meteri lainnya yang
dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan terkadang mengandung obat dan dapat
bersih ataupun kering, panas ataupun
dingin. Adapun tujuan kompres adalah sebagai berikut:
1. Membantu menurunkan suhu
tubuh
2. Mengurangi rasa sakit atau
nyeri
3. Membantu mengurangi
pendarahan
4. Membatasi peradangan
Kompres dapat dilakukan pada:
1. Pasien yang suhunya tinggi
2. Pasien dengan pendarahan
hebat
3. Pasien yang kesakitan
(misal infiltrate appendikuler, sakit kepala yang hebat)
Beberapa mekanisme kompres terhadap tubuh sebagai berikut:
Kompres panas dan dingin mempengaruhi
tubuh dengan cara yang berbeda.
1. Kompres dingin mempengaruhi
tubuh dengan cara menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi),
mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area, mematirasakan sensasi
nyeri, memperlambat proses kehidupan, memperlambat proses inflamasi, mengurangi
rasa gatal, mengurangi rasa gatal.
2. Kompres panas dapat
mempengaruhi mempelebar pembuluh darah (Vasodilatasi), memberi tambahan nutrisi
dan oksigen untuk sel dan membuang sampah-sampah tubuh, meningkatkan suplai
darah ke area-area tubuh, mempercepat penyembuhan, dapat menyejukan.
Jadi kompres sangat penting dan sangat berpengaruh pada
Pada saat suhu tubuh kurang stabil, dan dapat mengurangi rasa sakit atau
nyeri pada tubuh. Kompres bisa dilakukan
untuk siapa saja misal bayi, balita, anak-anak, orang dewasa, maupun lansia.
3. Saat melakukan tranfusi darah
Pada saat melakukan
tranfusi darah. Darah yang sebelumnya dibekukan harus dicairkan terlebih dahulu
untuk melancarkan jalannya darah pada saat tranfusi dengan cara di dinginkan.
9. Kesimpulan
Jika air yang berbeda suhunya di campurkan, maka air yang suhunya lebih
tinggi akan melepaskan kalor ke air yang suhunya lebih rendah, dan air yang
suhunya lebih rendah menerima kalor dari air yang suhunya lebih tinggi .
Pada saat itu suhu kedua air tersebut
menjadi sama. Dapat dikatakan campuran kedua air berada dalam kesetimbangan
sama.
Dalam percobaan tersebut dilakukan dalam suatu sistem terbuka , dimana
sebagian kalor akan diserap ke lingkungan, sehingga disebut kalor yang hilang.
Ditemukan dalam percobaan tersebut ditemukan kalor yang hilang berjumlah 240
kalori.
1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar