Cryotherapy (terapi dingin) adalah pemanfaatan dingin untuk
mengoati nyeri atau gangguan kesehatan lainnya. Terapi dingin dapat
dipakai dapat dipakai dengan beberapa cara, seperti menggunakan es atau
Cold Baths. Terapi ini dipakai pada saat respon peradangan masih sangat nyata (cedera akut).

Pada
terapi dingin, digunakan modalitas terapi yang dapat menyerap suhu
jaringan sehingga terjadi penurunan suhu jaringan melewati mekanisme
konduksi. Efek pendinginan yang terjadi tergantung jenis aplikasi terapi
dingin, lama terapi, dan konduktivitas.
Pada umumnya terapi dingin pada suhu 3,5 derajat Celcius selama 10
menit dapat mempengaruhi suhu sampai dengan 4 cm dibawah permukaan
kulit. Jaringan otot dengan kandungan air yang tinggi merupakan
konduktor yang baik, sedangkan jaringan lemak merupakan isolator suhu
sehingga menghambat penetrasi dingin. Inti dari terapi dingin adalah
menyerap kalori area lokal cedera sehingga terjadi penurunan suhu.
Aplikasi dingin dapat mengurangi suhu pada daerah cedera, membatasi
aliran darah, dan mencegah cairan masuk ke jaringan di sekitar luka. Hal
ini akan mengurangi nyeri dan pembengkakan. Aplikasi dingin dapat
mengurangi sensitivitas dari akhiran syaraf yang berakibat terjadinya
peningkatan ambang batas rasa nyeri. Aplikasi dingin juga akan
mengurangi kerusakan jaringan dengan jalan mengurangi metabolisme lokal
sehingga kebutuhan oksigen jaringan menurun. Respon neouro – hormonal
terhadap terapi dingin adalah sebagai berikut :
- Pelepasan Endorphin
- Penurunan transmisi syaraf sensoris
- Penurunan aktivitas badan sel syaraf
- Penurunan iritan yang merupakan limbah metabolisme sel
- Peningkatan ambang nyeri
Secara fisiologis, pada 15 menit pertama setelah pemberian aplikasi
dingin (suhu 10 derajat celcius) terjadi vasokontriksi arteriola dan
venula secara lokal. Vasokontriksi disebabkan oleh aksi reflek dari otot
polos yang timbul akibat stimulasi sistem syaraf otonom dan pelepasan
epinephrine dan norepinephrine. Namun, jika terapi dingin terus
dilakukan hingga 15 sampai 30 menit akan menimbulkan respon hunting.
Respon hunting merupakan fase terjadinya vasodilatasi selama 4 sampai 6
menit. Respon hunting terjadi untuk mencegah terjadinya kerusakan
jaringan akibat dari jaringan mengalami anoxia jaringan. Selain
menimbulkan vasokontriksi, sensai dingin juga menurunkan eksitabilitas
akhiran saraf bebas sehingga menurunkan kepekaan terhadap rangsang
nyeri. Aplikasi dingin juga dapat mengurangi tingkat metabolisme sel
sehingga limbah metabolisme menjadi berkurang. Penurunan limbah
metabolisme pada akhirnya dapat menurunkan spasme otot. Terapi dingin
biasanya digunakan pada 24 sampai 48 jam setelah terjadinya cedera dan
dipakai untuk mengurangi sakit dan pembengkakan.
Beberapa cedera yang dapat ditangani dengan
Cryotherapy
- Cedera (Sprain, Strain, dan kontusi)
- Sakit Kepala
- Gangguan Temporomadibular
- Testicular dan Scrotal Pain
- Nyeri post operasi
- Fase akut arthritis
- Tendinitis dan Bursitis
- Carpal Tunnel Syndrome
- Nyeri Lutut
- Nyeri Sendi
- Nyeri perut
Jenis Aplikasi
Cryotherapy
Es dalam pemakaian terapi sebaiknya tidak kontak langsung dengan
kulitdan digunakan dengan perlindungan seperti dengan handuk. Indikasi
terapi es adalah pada bagian otot lokal seperti tendon, bursae, maupun
bagian – bagian
Myofacial trigger point. Terapi biasanya diberikan selama 10 sampai 20 menit.
Vapocoolant Spray merupakan semprotan yang berisi fluoromethane atau
ethyl chloride. Semprotan ini sering digunakan untuk mengurangi nyeri
akibat spasme otot serta meningkatkan range of motion (ROM). Terdapat
beberapa prosedur dalam terapi ini, yakni semprotan membentuk sudut 30
derajat dengan kulit dengan jarak 30 samapi 50 cm dari kulit.
Penyemprotan dilakukan dari arah proximal ke distal otot, dengan
kecepatan semprotan 10 cm/detik. Penyemprotan dapat dilakukan 2 – 3 kali
pengulangan, prosedur ini penting dilakukan untuk menghindari
Frozen Bite.
Cold Baths merupakan terapi mandi di dalam air dingin dalam jangka
waktu maksimal selama 20 menit. Pada terapi ini, air dan es dicampur
untuk mendapatkan suhu 10 sampai 15 derajat celcius. Terapi ini biasanya
dilakukan untuk pemulihan pasca latihan maupun kompetisi. Proses ini
berlangsung selama 10 sampai 15 menit. Ketika nyeri berkurang, terapi
dihentikan dan dilanjutkan terapi lain seperti masase atau stretching.
Pada saat nyeri kembali dirasakan, dapat dilakukan perendaman kembali.
Terapi dingin berpotensi untuk meningkatkan penjedalan kolagen,
konsekuensinya aktivitas fisik harus dilakukan secara bertahap pasca
terapi dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar